Wawancara

>> 7.08.2009

Berikut ini adalah hasil kegiatan wawancara Yuda Paripurna dengan Ibu Sukwati. Beliau adalah seorang guru mata pelajaran Matematika di SMP N 1 Tuban.

Yuda : Mengapa Anda lebih memilih menjadi guru mata pelajaran Matematika daripada menjadi guru mata pelajaran yang lainnya?
Sukwati : Sebenarnya sejak saya menempuh pendidikan di SLTP, saya suka sekali dengan mata pelajaran Matematika. Saya suka mata pelajaran itu dikarenakan guru yang mengajar saya di mata pelajaran Matematika sangat baik hati sehingga saya senang jika diterangkan oleh guru tersebut. Disamping itu, juga karena saya suka mata pelajaran yang tidak banyak hafalannya. Meskipun di mata pelajaran matematika ada banyak rumus tetapi rumus-rumus tersebut tetap dan tidak berubah-ubah sehingga kalau diterapkan dalam mengerjakan soal, kita dapat mengerjakan soal tersebut dengan berbagai cara sesuka kita. Sewaktu saya akan akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, saya mengikuti tes di dua jurusan, yaitu di jurusan Matematika dan jurusan Akutansi. Saya tidak diterima di jurusan Matematika, mungkin karena nilai saya kurang mencukupi. Tetapi saya diterima di jurusan Akutansi. Akhirnya saya kuliah di jurusan Akutansi sampai Diploma 3 (D3), setelah itu saya transfer ke Strata 1 (S1) Matematika. Dan sekarang jadilah saya sebagai guru mata pelajaran Matematika.

Yuda : Apakah pernah terpikirkan oleh Anda, bahwa Anda ingin berprofesi di bidang lain?
Sukwati : Sebenarnya saya tidak pernah berpikir ingin berprofesi di bidang yang lain. Dahulu saya adalah seorang guru juga tetapi bukan guru mata pelajaran matematika melainkan mejadi guru di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Benda Antariksa (IPBA). Tidak begitu lama saya menjadi guru mata pelajaran IPBA, kira-kira selama dua tahun yaitu pada tahun 1988-1990. Setelah itu saya menjadi guru mata pelajaran Biologi cukup lama, kira-kira selama delapan tahun yaitu pada tahun 1990-1998. Lalu saya baru menjadi guru mata pelajaran Matematika dari tahun 1998 sampai sekarang. Saya tidak pernah sekalipun berganti profesi tetapi saya sering berganti mata pelajaran yang saya ajarkan.

Yuda : Seharusnya Anda menjadi guru mata pelajaran matematika mulai dari pertama kali Anda menjadi guru, tetapi Anda pertama kali mengajar di mata pelajaran IPBA, lalu Biologi. Bagaimana Anda mengatasi itu semua?
Sukwati : Ya saya harus belajar lagi karena mata pelajaran IPBA dan mata pelajaran Biologi bukan keahlian saya. Sewaktu saya mengajar mata pelajaran IPBA, setiap hari saya pasti belajar. Begitu juga sewaktu saya mengajar mata pelajaran Biologi. Tetapi sewaktu saya mengajar mata pelajaran IPBA saya tidak terlalu memaksakan diri untuk belajar karena saat saya menempuh pendidikan di SLTA, saya sudah pernah mempelajari mata pelajaran IPBA. Jadi tinggal belajar sedikit-sedikit dan diperdalam saja. Sebenarnya guru waktu dahulu, pendidikan yang telah ditempuh di Perguruan Tinggi tidak begitu berpengaruh terhadap profesi untuk menjadi guru mata pelajaran yang diinginkan. Misalnya saya dahulu menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi di jurusan Matematika, bukannya saya menjadi guru mata pelajaran Matematika tetapi menjadi guru mata pelajaran IPBA lalu Biologi. Setelah itu baru saya menjadi guru mata pelajaran Matematika yang sesuai dengan keinginan saya dan sesuai dengan pendidikan yang saya tempuh di perguruan tinggi. Dahulu satu guru mengajar beberapa mata pelajaran. Hal itu terjadi karena masih sedikitnya orang yang melamar pekerjaan untuk menjadi guru. Tetapi pada saat ini banyak pelamar pekerjaan yang ingin menjadi seorang guru. Sehingga saat ini satu guru cukup hanya mengajar satu mata pelajaran. Jadi dahulu sistemnya begini, misalnya ada mata pelajaran IPBA dan Matematika, kebetulan guru mata pelajaran Matematika yang saya inginkan sudah penuh dan mata pelajaran IPBA yang tidak saya inginkan masih kosong atau dalam artian belum ada yang mengajar. Mau tidak mau saya harus mengajar mata pelajaran IPBA. Jadi hal ini merupakan suatu tuntutan yang memang harus dipenuhi. Sedangkan sistemnya sekarang, pelamar pekerjaan untuk menjadi guru harus melamar sesuai dengan pendidikan yang ditempuh di perguruan tinggi. Supaya bisa menjadi lebih focus dalam mengajar. Misalnya saya menempuh pendidikan di perguruan tinggi di jurusan Matematika, saya harus melamar pekerjaan untuk menjadi guru mata pelajaran Matematika juga.

Yuda : Apakah Anda merasa terbebani ketika harus mengajar mata pelajaran IPBA dan Biologi?
Sukwati : Kalau sewaktu saya mengajar mata pelajaran IPBA saya merasa sedikit terbebani. Mata pelajaran IPBA bagi saya termasuk mata pelajaran yang sulit untuk dipejari. Pada saat saya mengajar, saya merasa kesulitan untuk menjelaskannya karena di pelajaran IPBA saya hanya bisa menjelaskan saja tanpa adanya bukti yang konkrit atau suatu hal yang dapat dijadikan contoh secara nyata. Pada waktu dahulu tehnologi belum begitu canggih seperti saat ini. Saat ini kita dapat melihat bintang, bulan, dan benda-benda angkasa lainnya dengan menggunakan bentuan tehnologi canggih. Sedangkan keadaan waktu dahulu adalah sebaliknya, maksudnya dahulu kita tidak dapat melihat benda-benda angkasa itu bahkan pengetahuan tentang benda-benda langit tidak sebanyak saat ini. Literatur-literatur juga sedikit sekali. Disamping itu saya juga sedikit kesulitan dalam memahami bahan-bahan yang saya ajarkan di mata pelajaran IPBA. Sewaktu saya mengajar mata pelajaran Biologi, saya tanpa beban sama sekali dan saya menjalaninya dengan senang hati walaupun saya tidak menempuh di jurusan Biologi sewaktu di perguruan tinggi. Pada mata pelajaran Biologi saya mudah sekali dalam memahaminya. Pada saat saya menjelaskan kepada anak didik saya, saya dapat menjelaskannya dengan sangat jelas. Dan mereka mudah mengerti. Saya dapat mudah menjelaskannya karena saya dapat menunjukkan contoh-contoh yang jelas dan nyata kepada anak didik saya. Misalnya pada saat pelajaran Biologi bab Tumbuhan, saya dapat menunjukkan contoh-contoh tumbuhan biji berkeping tunggal dan tumbuhan biji berkeping ganda dengan jelas. Oleh karena itu saya senang sekali sewaktu menjadi guru mata pelajaran Biologi.

Yuda : Apa suka dukanya berprofesi menjadi seorang guru?
Sukwati : Sukanya adalah saya dapat tetap awet muda. Saya dapat bercanda dengan anak didik saya dan juga saya dapat bertemu dengan banyak karakter anak didik saya, ada yang cerewet, pendiam, dan banyak yang suka bercanda. Disamping itu jika nilai anak didik saya memenuhi target yang harus dicapai saya juga ikut senang. Karena saya dapat merasa telah berhasil dalam mengajar anak didik saya. Dukanya adalah sewaktu saya belum menjalani tes sertifikasi guru. Menurut saya gajinya masih terlalu kecil bagi seorang guru sedangkan kebutuhan hidup selalu meningkat. Dan juga kalau anak didik saya nilainya tidak memenuhi target yang harus dicapai, saya sangat sedih. Apalagi kalau anak didik saya akan menjalani Ujian Akhir Nasional (UAN), hati saya selalu tidak tenang dan khawatir akan nilai-nilai anak didik saya.

0 celotehan:

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP